Sabtu, 17 Oktober 2015

My Cerpen



Saat senja kembali tiba, matahari pergi keperanahannya dan langit pun kian gelap. Khumaira seorang gadis berusia 20 tahun ia baru saja pulang dari kampusnya. Seorang diri ia menyusuri jalan menuju asrama tempat tinggalnya selama menuntut ilmu di salah satu Universitas Negeri di daerah Cirebon Jawa barat. Sepanjang perjalanan pikirannya terus saja berputar memikirkan cara bagaimana bisa dekat kemabli dengan teman satu kelasnya yang akhir-akhir ini mereka berjauhan karena suatu sebab. Hingga sampai di asrama pikirannya masih saja tertuju pada temannya, hingga tak sengaja beliau terjatuh didepan pintu
“Astagfirullah,” ujarnya kaget, Zahra salah satu temannya melihat dia terjatuh
 “ May kamu ga papa kan, makanya kalau jalan itu hati-hati, jangan ngelamun aja emangnya kamu lagi mikirin apa sih?” ucap zahra terhadap khumaira.
“ Ah, engga ko aku ga mikirin apa-apa, makasih ya udah bantuin aku”
“iya, sama-sama cantik” jawabnya genit.
Setibanya dikamar tidur khumaira langsung merebahkan badannya di atas kasur, tiba-tiba saja ia kembali memikirkan apa yang terjadi tadi dikelasnya, Dulu khumaira itu punya temen yang lumayan deket, namanya Yusuf mereka teman yang cukup akrab, kadang merekapun terlibat perbincangan seru yang membuat keduanya lupa waktu. Ternyata suatu hari Khumaira merasakan ada sesuatu perasaan khusus kepada yusuf, Khumaira merasa sangat senag sekali saat bisa bergurau ataupun bercanda dengan yusuf. Kian hari teman-teman mereka merasakan ada yang berbeda diantara mereka berdua, padahal mungkin Yusuf mengangap itu hal yang biasa saja tapi tidak bagi Khumaira. Akhirnya Khumaira pun merasa canggung, deg-degan dan malu saat berpapasan dengan Yusuf,  Khumaira selalu menghindar dari Yusuf, dan sepertinya Yusuf pun merasakan perubahan itu. Setiap malam Khumaira hanya mampu menangis merasa bersalah akan hadirnya perasaan tersebut, yang malah membuat pertemanan mereka semakin jauh, memiliki jarak dan tidak seakrab dulu.
Sebagai seorang laki-laki akhirnya Yusuf pun memberanikan diri untuk mengirim pesan dan mengajak Khumaira makan sekalian ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Ø  “Assalamu’alaikum, May udah makan belum?’’
v “Waalaikumsalam, belum emang kenapa?”
Ø  “Makan yu, aku tunggu kamu depan gerbang kampus ya”
Khumaira saat itu merasa sangat senag sekali, ia sebeenarnya ingin seperti dulu tapi dia selalu canggung untuk memulai pecakapan dengan yusuf.
Merekapun bertemu dan memutuskan untuk makan di salah satu tempat, tepat di depan kampus, Khumaira pun mulai mencairkan suasana dengan melontarkan sebuah pertanyaan “Kenapa ko tumben ngajakin akau makan?”
“ gapapa ko, Cuma pengen ngobrol aja” jawab Yusuf
“ May semalam kan aku, ngechat kiki, eh dia malah jawabnya gini, aku ga mau chating sama orang yang udah bikin nangisa ade aku, memangnya kamu cerita apa sama kiki?”
Saat itu Khumaira pun merasa sangat deg-degan, tapi dia pun mencoba untuk menjawab pertanyaan yusuf tersebut
“ Ga ko, ga papa, udah ga usah di dengerin” ujarnya
Yusuf pun kembali melontarkan pertanyaan “ Emm, kamu ko akhir-akhir ini beda banget, seolah-olah ngehindar dari aku, emangnnya aku punya salah apa sama kamu”
Sontak Khumaira merasa kaget Yusuf melontarkan pertanyaan seperti itu pada dirinya, tapi akhirnya Khumaira pun jujur dengan perassaanya,
“ Suf maafin aku ya, akuuuuuu suka sama kamu, maaf banget, sebenarnya aku juga ga mau ngerasain ini, bahkan tiap malem aku sering banget nangis, gara-gara perasaan ini sekali lagi maaf banget, mungkin ini yang bikin aku canggung sama kamu, malu sama kamu,” karena tak kuasa Khumaira pun hampir saja meneteskan air matanya kembali, tapi yusuf melarangnya
“Tuh kan kamunya malah nangis lagi, jangan nangis donggg,  yah”
“tapi, aku malu sama kamu suf” ucap Khumaira dengan lirih
Yusuf pun tersenyum melihat gerak- gerik  dan pernyataan Khumaira
“ Ko kamu ga tanya balik sih sama aku, apa akau punya perasaan sama kaya kamu?”
padahal Khumaira ingin sekali bertanya terhadap Yusuf tentang hal itu, tapi karena malau dia hanya menjawab
“ Ga ah, udah akunya malu”
“ May aku juga suka ko sama kamu, kamu itu oarangnya diem, baik, terus masih keliatan kalo kamu itu santri, ni ya kamu itu udah dobrak hati aku Cuma kamu itu ga tau dimana kuncinya, ngerti  kan? May aku ga mau pacaran dulu, soalnya kalo akau pacaran entarnya akau ga fokus sama peajaran pengennya maen terus” ucap yusuf
Khumaira senang sekali mendengar jawaban tersebut, akhirnya merekpun kembali terlibat dalam obrolan hangat
“ terus kamu pengennya kita kaya gimana?” tanya yusuf
“aku pengennya kita tetep kaya biasanya akrab, saling tegur sapa”
jawab khumaira dengan lirih
“Yaudah beneran ya kita biasa aja, lagian kalo kamu jadian sama aku ntarnya kamu sering nangis, sakit hati ngeliat aku akrab sama temen-temen perempuan”
Karena jarum jam telah menunjukan pukul 11.00, Yusuf memutuskan untuk segera pergi kerumah Allah karena saat itu tepat hari jum’at, sebelum mereka berpisah Yusuf memberikan sebuah diary kepada Khumaira, karena dia tahu kalo khumaira itu seneng nulis, dan cerita pada diary,
“ semoga buku ini bermanfaat ya, ini tuh pemberian kaka aku tapi jarang akau pake, mudah-mudahan bermanfaat ya” ucap  yusuf sambil memberikan buku tersebut
“ ia maksih ya” jawab Khumaira dan langsung memasukan buku itu kedalam tasnya.
Akhirnya mereka pun berpisan Khumaira pergi menuju asramanya, sementara yusuf menuju mesjid untuk melsaksanakan shlata jum’at.
Dalam perjalanan pulang Khumaira merasa senang sekali, hingga ia tak kuasa menahan air mata bahagianya, kini tangisannya telah Allah ganti dengan sebuah senyuman indah, tiba-tiba saja handphone Khumaira bergetar rupanya ada pesan masuk dan itu dari Yusuf
Ø  Tak perlu banyak orang yang tahu karena tak ada hal yang spesial diantara kita, yang ada hanyalah namamu yang Allah spesialkan dihatiku J,
Sontak Khumaira sangat terkejut sekaligus merasa senang membaca pesan tersebut,
v Ia, makasih ya dan maafin aku juga
Ø  Ia, udah ya jangan nagis lagi, udah dulu ya akunya mau bercumbu sama sang Khalik dulu
Subhanallah, mendengar hal itu Khumaira semakin mengagumi sososk Yusuf, selain memiliki paras yang tampan, yusuf juga seorang laki-laki yang rajin dan taat beribadah dan juga cerdas ini terbukti saat dia belajar di kelas. Yusuf selalu aktif bertanya dan memecahkan masalah. Hari itu terasa hari paling indah bagi Khumaira yang selama ini menangis karena menyesali perasaanya.
Di dalam kelas dan kegiatan sehari-hari Khumaira selalu berusaha menegur dan berkomunikasi, tapi entahlah mungkin Khumaira merasa terlalu sensitif ia merasa kalau Yusuf sedikit berbeda bahkan sedikit ada jarak dengannya.
Rupanya liburan sudah didepan mata sekarang tingggal melaksanakan ujian-ujian praktik, beberapa hari Yusuf tak terlihat di kampus, bahkan dia pun tidak mengikuti ujian praktik, Khumaira pun bertanya-tanya tapi dia bingung harus bertanya pada siapa, akhirnya dia pun memutuskan untuk bertanya pada Farhan salah satu teman Yusuf,
“ Farhan, kamu tahu ga kenapa Yusuf akhir-akhir ini sering ga masuk” tanya Khumaira
“ emh itu,  setau akau sih dia sakit” jawab farhan
mendengar kabar itu Khumaira kaget, ingin sebenernya dia menanyakan kabar Yusuf tapi Khumaira malu untuk melakukan hal itu, ia sadar bahwa dia perempuan yang kurang baik kesannya bila mengejar-ngejar seorang laki-laki. Rupanya Allah maha tahu  dan merencanakan hal lain, tanpa diduga Yusuf mengirimkan sebuah pesan singkat,
“ May kamu tahu no handphone Ibu Desi ga?”
padahal saat itu Khumaira tidak mempunyai pulsa dan dia juga tidak memiliki no handphone bu desi, tapi karena dia suka sama Yusuf maka dia selalu ingin membantu Yusuf selagi dia mampu, Khumaira pun segera membeli pulsa dan menanyakan no Handphone bu Desi pada teman satu asramanya yang kebetulan menyimpan no handphone bu Desi.
v  ia ni nomornya 081324227373, owh ia katanya kamu sakitnya? sakit apa? maaf belum bisa jenguk moga kamu cepet sembuh ya
Ø  Ia gapapa, maksih ya nomernya,
Mungkin karena sedang sakit mkanya Yusuf membalas pesan Khumaira dengan sangat singkat’
Rupanya bukan hanya Khumaira gadis yang mengagumi Yusuf, Sarah dan Farah juga mengagumi yusuf, Sarah berbeda kelas dengan Khumaira dan Yusuf tapi lain halnya dengan Farah, yang juga teman stau kelas Khumaira dan juga Yusuf. Tanpa sengaja Khumaira mendengar kalau Sarah juga ternyata bertannya pada Rifki tentang kedaan Yusuf, rupanya dia juga khawatir dan kehilangan terhadap Yusuf. Pada hari yang sama namun di tempat yang berbeda rupanya Farah juga merasa kehilangan dan kahwatir karena belakang ini jarang melihat yusuf berada di kampus, menyakan hal serupa terhadap Rifki.
Tepat satu minggu setelah itu Yusuf dan juga Khumaira tidak pernah bertemu, karena kebetulan mereka sedang libur semester.  Suatu malam Khumaira mendapati pesan singkat dari seorang temannya, yang menyebutkan bahwa besok itu pembagian KHS, kebetulan pada hari tersebut Khumaira juga ingin melunasi uang SPPnya.
Pukul 07.30 Khumaira berangkat dari rumahnya di daerah Majalengka menuju kampusnya, sesampainya di kampus ia tidak mendapati satupun temannya mungkin karena masih terlalu pagi. Setelah mengantri cukup  lama akhirnya Khumaira selesai juga menyelesaikan pembayaran administrasinya. Khumaira memutuskan untuk pergi ke asramanya terlebih dahulu, kebetulan saaat itu Khumaira pun belum mendirikan shalat Dhuha yang sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi. Ternya asrama sepi hanya tersisa dua orang disana, karena mahasiswa yang lain masih asyik menikmatai liburan semesternya masing-masing. Sebelum kembali pulang kerumahnya Khumaira kembali lagi kekampus untuk mengecek KHS, di kampus Khumaira tidak mendapati satupun teman sekelasnya, diapun bingung untunglah tiab-tiba ada mahasiswa yang sejurusan dengannya namun berbeda kelas, saat berpapasan spontan      Khumaira berkata seperti ini
“kak, ko temen-temen aku ga pada kresini ya, aku sendirian dong?” ujarnya kepada Aisyah,
“ Kamu ga sendirian ko, tuh belakang kamu Yusuf” jawab Aisyah
saat itu perasaan Khumaira begitu senang sekali bisa bertemu Yusuf,
“Eh Yusuf, gimana kabarnya sehat?” kemana aja liburannya?” tanya Khumaira
“Alhamdulillah baik, ga kemana-mana ko di ruamh aja, owh iya kamu dari Asrama apa dari rumah?”
“ aku dari ruamah suf, uadah lama aku ga tidur di Asrama” jawab Khumaira
saat itu perasaan Khumaira senang sekali namun itu semua bercampur baur dengan rasa canggungnya, deg-degan, karena takut salah tingkah akhirnya Khumaira pun memutuskan untuk pergi dari situ,
“ Suf aku kesana dulu ya”
(sambil pergi ninggalin Yusuf)“Emh iya-iya May”
Khumaira masih saja canggung terhadap Yusuf begitu pula dengan Yusuf yang juga canggung terhadap Khumaira. Rupanya bukan hanya Khumaira dan Yusuf yang pergi ke kampus teman-temannya yang lain pun sudah menagntri di deapan gedung jurusan untuk mengambil KHS. Setelah beberapa jam menunggu akhirnya KHS pun dibagikan, saat itu Yusuf tidak mendapati Khumaira akhirnya dia pun kembali pulang.
Setelah menerima KHS Khumaira tidak langsung pulang, dia memutuskan untuk pergi ke toko buku sebentar, dia ingin sekali pergi kesana ditemani Yusuf, akhirnya dia pun memberanikan pesan singkat terhadap Yusuf.
Dret, dreet (hp Yusuf brgetar) rupanya pesan tersebut dari Khumaira yang isinya
v   Assalamu’alaikum Suf gimna IP ‘nya naik apa turun?
Ø  Waalaikumsalam, alhamdulillah naik, May sih gimana naik apa turun?”
v  wah, makin tinggi aja atuh ya IP kamu, alhamdulillah aku juga naik
Ø  hehehe iya Alhamdulillah,
v  Kamu udah pulang tah suf?
Ø  Iya neh baru ja nyampe rumah
Membaca pesan tersebut Khumaira langsung mengurungkan niatnya untuk meminta Yusuf Menemaninya ke toko Buku, akhiranya Khumaira pun memutuskan pergi ke toko buku seorang diri.
Liburan pun telah berakhir saatnya Khumaira dan juga teman-temannya, kembali menjalani aktivitasnya di kampus sebagai Mahasiswa. Rupanya ini hal yang membahagiakan bagi Khumaira karena bisa kembali aktif di kampus sekaligus bertemu dengan Yusuf. Tapi ternyata Khumaira belum bisa menetralkan perasaannya ia masih menyimpan perasaan terhadap yusuf, karena tidak mampu untuk berbuat sesuatu yang bisa mendekatkan mereka lagi akhirnya, Khumaira pun hanya mampu bercerita di dalam do’a, Khumaira meruapakan sosok perempuan yang sangat sensitif dia gampang sekali meneteskan air matanya, maka akhir-akhir itu pun sering sekali Khumaira menangis, bahkan di tengah sujud panjangnya di sepertiga malam selain mendo’akan kedua orang tuanya, memohon ampunan diapun berdo’a untuk Yusuf, Ia memang menyukai Yusuf tapi Khumaira tidak ingin terlalu berharap, memang bagi Khumaira Yusuf adalah sosok laki-laki yang baik, shalaeh dan juga berbakti kepada kedua orang tuanya, selain itu dia pun berwibawa. Tapi Khumaira pun menyerahkan semuanya kepada Allah, karena dia yakin bahwa Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk Hamba-Nya.
Tak hanya Khumaira Yusuf pun melakukan hal yang sama, meskipun ia menyukai Khumaira tapi dia menyerahkan semuanya pada Allah karena dia juga yakin bahwa Allah mempunyai sekenario yang indah, yang tidak bisa ditebak oleh hamba-Nya, atau siapapun. Seiring berjalannaya waktu Khumaira dana Yusuf pun tidak lagi merasakan kecanggunagn satu sama lain, keduanya bisa berkomunikasi seperti biasanya seperti teman-teman yang lainnya. Tak terasa empat tahun telah berlalu, ini artinya Khumaira, Yusuf dan juga teman-temannya akan segera menyandang gelar sarjana. Di hari yang bahagia tersebut rupanaya Yusuf telah merencanakan sesuatu Yusuf mengenalakan Khumaira kepada keluarganya sebagai calon istrinya,
“Abi, Umi kenalin ini Khumaira,,”
“dan Khumaira kenalin ini Abi sama Umi aku” ujar Yusuf
‘Ini calon kamu nak?” tanya Abi kepada Yusuf
“Insya Allah do’ain aja ya Bi” jawab Yusuf sambil tersenyum
mendengar ucapan Yusuf tersebut Khumaira benar-benar merasa senang,
Dari kejauhan rupanya keluarga dari Khumaira pun telah sampai ke tempat acara, rupanya acara wisuda ini menjadi acara pertemuan dua keluarga ini, Khumaira pun mengenalkan Yusuf dan keluarganya terhadap Ayah dan Ibunya.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar