Saat senja kembali tiba,
matahari pergi keperanahannya dan langit pun kian gelap. Khumaira seorang gadis
berusia 20 tahun ia baru saja pulang dari kampusnya. Seorang diri ia menyusuri
jalan menuju asrama tempat tinggalnya selama menuntut ilmu di salah satu
Universitas Negeri di daerah Cirebon Jawa barat. Sepanjang perjalanan
pikirannya terus saja berputar memikirkan cara bagaimana bisa dekat kemabli
dengan teman satu kelasnya yang akhir-akhir ini mereka berjauhan karena suatu
sebab. Hingga sampai di asrama pikirannya masih saja tertuju pada temannya,
hingga tak sengaja beliau terjatuh didepan pintu
“Astagfirullah,” ujarnya
kaget, Zahra salah satu temannya melihat dia terjatuh
“ May kamu ga papa kan, makanya kalau jalan
itu hati-hati, jangan ngelamun aja emangnya kamu lagi mikirin apa sih?” ucap
zahra terhadap khumaira.
“ Ah, engga ko aku ga mikirin
apa-apa, makasih ya udah bantuin aku”
“iya, sama-sama cantik”
jawabnya genit.
Setibanya dikamar tidur
khumaira langsung merebahkan badannya di atas kasur, tiba-tiba saja ia kembali
memikirkan apa yang terjadi tadi dikelasnya, Dulu khumaira itu punya temen yang
lumayan deket, namanya Yusuf mereka teman yang cukup akrab, kadang merekapun
terlibat perbincangan seru yang membuat keduanya lupa waktu. Ternyata suatu
hari Khumaira merasakan ada sesuatu perasaan khusus kepada yusuf, Khumaira
merasa sangat senag sekali saat bisa bergurau ataupun bercanda dengan yusuf.
Kian hari teman-teman mereka merasakan ada yang berbeda diantara mereka berdua,
padahal mungkin Yusuf mengangap itu hal yang biasa saja tapi tidak bagi
Khumaira. Akhirnya Khumaira pun merasa canggung, deg-degan dan malu saat
berpapasan dengan Yusuf, Khumaira selalu
menghindar dari Yusuf, dan sepertinya Yusuf pun merasakan perubahan itu. Setiap
malam Khumaira hanya mampu menangis merasa bersalah akan hadirnya perasaan
tersebut, yang malah membuat pertemanan mereka semakin jauh, memiliki jarak dan
tidak seakrab dulu.
Sebagai seorang laki-laki
akhirnya Yusuf pun memberanikan diri untuk mengirim pesan dan mengajak Khumaira
makan sekalian ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Ø “Assalamu’alaikum,
May udah makan belum?’’
v “Waalaikumsalam,
belum emang kenapa?”
Ø “Makan
yu, aku tunggu kamu depan gerbang kampus ya”
Khumaira saat itu merasa
sangat senag sekali, ia sebeenarnya ingin seperti dulu tapi dia selalu canggung
untuk memulai pecakapan dengan yusuf.
Merekapun bertemu dan
memutuskan untuk makan di salah satu tempat, tepat di depan kampus, Khumaira
pun mulai mencairkan suasana dengan melontarkan sebuah pertanyaan “Kenapa ko
tumben ngajakin akau makan?”
“ gapapa ko, Cuma pengen
ngobrol aja” jawab Yusuf
“ May semalam kan aku,
ngechat kiki, eh dia malah jawabnya gini, aku ga mau chating sama orang yang
udah bikin nangisa ade aku, memangnya kamu cerita apa sama kiki?”
Saat itu Khumaira pun merasa
sangat deg-degan, tapi dia pun mencoba untuk menjawab pertanyaan yusuf tersebut
“ Ga ko, ga papa, udah ga
usah di dengerin” ujarnya
Yusuf pun kembali melontarkan
pertanyaan “ Emm, kamu ko akhir-akhir ini beda banget, seolah-olah ngehindar
dari aku, emangnnya aku punya salah apa sama kamu”
Sontak Khumaira merasa kaget
Yusuf melontarkan pertanyaan seperti itu pada dirinya, tapi akhirnya Khumaira
pun jujur dengan perassaanya,
“ Suf maafin aku ya, akuuuuuu
suka sama kamu, maaf banget, sebenarnya aku juga ga mau ngerasain ini, bahkan
tiap malem aku sering banget nangis, gara-gara perasaan ini sekali lagi maaf
banget, mungkin ini yang bikin aku canggung sama kamu, malu sama kamu,” karena
tak kuasa Khumaira pun hampir saja meneteskan air matanya kembali, tapi yusuf
melarangnya
“Tuh kan kamunya malah nangis
lagi, jangan nangis donggg, yah”
“tapi, aku malu sama kamu
suf” ucap Khumaira dengan lirih
Yusuf pun tersenyum melihat
gerak- gerik dan pernyataan Khumaira
“ Ko kamu ga tanya balik sih
sama aku, apa akau punya perasaan sama kaya kamu?”
padahal Khumaira ingin sekali
bertanya terhadap Yusuf tentang hal itu, tapi karena malau dia hanya menjawab
“ Ga ah, udah akunya malu”
“ May aku juga suka ko sama
kamu, kamu itu oarangnya diem, baik, terus masih keliatan kalo kamu itu santri,
ni ya kamu itu udah dobrak hati aku Cuma kamu itu ga tau dimana kuncinya,
ngerti kan? May aku ga mau pacaran dulu,
soalnya kalo akau pacaran entarnya akau ga fokus sama peajaran pengennya maen
terus” ucap yusuf
Khumaira senang sekali
mendengar jawaban tersebut, akhirnya merekpun kembali terlibat dalam obrolan
hangat
“ terus kamu pengennya kita
kaya gimana?” tanya yusuf
“aku pengennya kita tetep
kaya biasanya akrab, saling tegur sapa”
jawab khumaira dengan lirih
“Yaudah beneran ya kita biasa
aja, lagian kalo kamu jadian sama aku ntarnya kamu sering nangis, sakit hati
ngeliat aku akrab sama temen-temen perempuan”
Karena jarum jam telah
menunjukan pukul 11.00, Yusuf memutuskan untuk segera pergi kerumah Allah
karena saat itu tepat hari jum’at, sebelum mereka berpisah Yusuf memberikan
sebuah diary kepada Khumaira, karena dia tahu kalo khumaira itu seneng nulis,
dan cerita pada diary,
“ semoga buku ini bermanfaat
ya, ini tuh pemberian kaka aku tapi jarang akau pake, mudah-mudahan bermanfaat
ya” ucap yusuf sambil memberikan buku
tersebut
“ ia maksih ya” jawab
Khumaira dan langsung memasukan buku itu kedalam tasnya.
Akhirnya mereka pun berpisan
Khumaira pergi menuju asramanya, sementara yusuf menuju mesjid untuk
melsaksanakan shlata jum’at.
Dalam perjalanan pulang
Khumaira merasa senang sekali, hingga ia tak kuasa menahan air mata bahagianya,
kini tangisannya telah Allah ganti dengan sebuah senyuman indah, tiba-tiba saja
handphone Khumaira bergetar rupanya ada pesan masuk dan itu dari Yusuf
Ø Tak
perlu banyak orang yang tahu karena tak ada hal yang spesial diantara kita,
yang ada hanyalah namamu yang Allah spesialkan dihatiku J,
Sontak Khumaira sangat
terkejut sekaligus merasa senang membaca pesan tersebut,
v Ia,
makasih ya dan maafin aku juga
Ø Ia,
udah ya jangan nagis lagi, udah dulu ya akunya mau bercumbu sama sang Khalik
dulu
Subhanallah, mendengar hal
itu Khumaira semakin mengagumi sososk Yusuf, selain memiliki paras yang tampan,
yusuf juga seorang laki-laki yang rajin dan taat beribadah dan juga cerdas ini
terbukti saat dia belajar di kelas. Yusuf selalu aktif bertanya dan memecahkan
masalah. Hari itu terasa hari paling indah bagi Khumaira yang selama ini
menangis karena menyesali perasaanya.
Di dalam kelas dan kegiatan
sehari-hari Khumaira selalu berusaha menegur dan berkomunikasi, tapi entahlah
mungkin Khumaira merasa terlalu sensitif ia merasa kalau Yusuf sedikit berbeda
bahkan sedikit ada jarak dengannya.
Rupanya liburan sudah didepan
mata sekarang tingggal melaksanakan ujian-ujian praktik, beberapa hari Yusuf
tak terlihat di kampus, bahkan dia pun tidak mengikuti ujian praktik, Khumaira
pun bertanya-tanya tapi dia bingung harus bertanya pada siapa, akhirnya dia pun
memutuskan untuk bertanya pada Farhan salah satu teman Yusuf,
“ Farhan, kamu tahu ga kenapa
Yusuf akhir-akhir ini sering ga masuk” tanya Khumaira
“ emh itu, setau akau sih dia sakit” jawab farhan
mendengar kabar itu Khumaira
kaget, ingin sebenernya dia menanyakan kabar Yusuf tapi Khumaira malu untuk
melakukan hal itu, ia sadar bahwa dia perempuan yang kurang baik kesannya bila
mengejar-ngejar seorang laki-laki. Rupanya Allah maha tahu dan merencanakan hal lain, tanpa diduga Yusuf
mengirimkan sebuah pesan singkat,
“ May kamu tahu no handphone
Ibu Desi ga?”
padahal saat itu Khumaira
tidak mempunyai pulsa dan dia juga tidak memiliki no handphone bu desi, tapi
karena dia suka sama Yusuf maka dia selalu ingin membantu Yusuf selagi dia
mampu, Khumaira pun segera membeli pulsa dan menanyakan no Handphone bu Desi
pada teman satu asramanya yang kebetulan menyimpan no handphone bu Desi.
v ia
ni nomornya 081324227373, owh ia katanya kamu sakitnya? sakit apa? maaf belum
bisa jenguk moga kamu cepet sembuh ya
Ø Ia
gapapa, maksih ya nomernya,
Mungkin karena sedang sakit
mkanya Yusuf membalas pesan Khumaira dengan sangat singkat’
Rupanya bukan hanya Khumaira
gadis yang mengagumi Yusuf, Sarah dan Farah juga mengagumi yusuf, Sarah berbeda
kelas dengan Khumaira dan Yusuf tapi lain halnya dengan Farah, yang juga teman
stau kelas Khumaira dan juga Yusuf. Tanpa sengaja Khumaira mendengar kalau
Sarah juga ternyata bertannya pada Rifki tentang kedaan Yusuf, rupanya dia juga
khawatir dan kehilangan terhadap Yusuf. Pada hari yang sama namun di tempat
yang berbeda rupanya Farah juga merasa kehilangan dan kahwatir karena belakang
ini jarang melihat yusuf berada di kampus, menyakan hal serupa terhadap Rifki.
Tepat satu minggu setelah itu
Yusuf dan juga Khumaira tidak pernah bertemu, karena kebetulan mereka sedang
libur semester. Suatu malam Khumaira
mendapati pesan singkat dari seorang temannya, yang menyebutkan bahwa besok itu
pembagian KHS, kebetulan pada hari tersebut Khumaira juga ingin melunasi uang
SPPnya.
Pukul 07.30 Khumaira
berangkat dari rumahnya di daerah Majalengka menuju kampusnya, sesampainya di
kampus ia tidak mendapati satupun temannya mungkin karena masih terlalu pagi.
Setelah mengantri cukup lama akhirnya Khumaira
selesai juga menyelesaikan pembayaran administrasinya. Khumaira memutuskan
untuk pergi ke asramanya terlebih dahulu, kebetulan saaat itu Khumaira pun
belum mendirikan shalat Dhuha yang sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi.
Ternya asrama sepi hanya tersisa dua orang disana, karena mahasiswa yang lain
masih asyik menikmatai liburan semesternya masing-masing. Sebelum kembali
pulang kerumahnya Khumaira kembali lagi kekampus untuk mengecek KHS, di kampus
Khumaira tidak mendapati satupun teman sekelasnya, diapun bingung untunglah tiab-tiba
ada mahasiswa yang sejurusan dengannya namun berbeda kelas, saat berpapasan
spontan Khumaira berkata seperti ini
“kak, ko temen-temen aku ga
pada kresini ya, aku sendirian dong?” ujarnya kepada Aisyah,
“ Kamu ga sendirian ko, tuh
belakang kamu Yusuf” jawab Aisyah
saat itu perasaan Khumaira
begitu senang sekali bisa bertemu Yusuf,
“Eh Yusuf, gimana kabarnya
sehat?” kemana aja liburannya?” tanya Khumaira
“Alhamdulillah baik, ga
kemana-mana ko di ruamh aja, owh iya kamu dari Asrama apa dari rumah?”
“ aku dari ruamah suf, uadah
lama aku ga tidur di Asrama” jawab Khumaira
saat itu perasaan Khumaira
senang sekali namun itu semua bercampur baur dengan rasa canggungnya,
deg-degan, karena takut salah tingkah akhirnya Khumaira pun memutuskan untuk
pergi dari situ,
“ Suf aku kesana dulu ya”
(sambil pergi ninggalin
Yusuf)“Emh iya-iya May”
Khumaira masih saja canggung
terhadap Yusuf begitu pula dengan Yusuf yang juga canggung terhadap Khumaira.
Rupanya bukan hanya Khumaira dan Yusuf yang pergi ke kampus teman-temannya yang
lain pun sudah menagntri di deapan gedung jurusan untuk mengambil KHS. Setelah
beberapa jam menunggu akhirnya KHS pun dibagikan, saat itu Yusuf tidak
mendapati Khumaira akhirnya dia pun kembali pulang.
Setelah menerima KHS Khumaira
tidak langsung pulang, dia memutuskan untuk pergi ke toko buku sebentar, dia
ingin sekali pergi kesana ditemani Yusuf, akhirnya dia pun memberanikan pesan
singkat terhadap Yusuf.
Dret, dreet (hp Yusuf
brgetar) rupanya pesan tersebut dari Khumaira yang isinya
v
Assalamu’alaikum Suf gimna IP
‘nya naik apa turun?
Ø Waalaikumsalam,
alhamdulillah naik, May sih gimana naik apa turun?”
v wah,
makin tinggi aja atuh ya IP kamu, alhamdulillah aku juga naik
Ø hehehe
iya Alhamdulillah,
v Kamu
udah pulang tah suf?
Ø Iya
neh baru ja nyampe rumah
Membaca pesan tersebut
Khumaira langsung mengurungkan niatnya untuk meminta Yusuf Menemaninya ke toko
Buku, akhiranya Khumaira pun memutuskan pergi ke toko buku seorang diri.
Liburan pun telah berakhir
saatnya Khumaira dan juga teman-temannya, kembali menjalani aktivitasnya di
kampus sebagai Mahasiswa. Rupanya ini hal yang membahagiakan bagi Khumaira
karena bisa kembali aktif di kampus sekaligus bertemu dengan Yusuf. Tapi
ternyata Khumaira belum bisa menetralkan perasaannya ia masih menyimpan perasaan
terhadap yusuf, karena tidak mampu untuk berbuat sesuatu yang bisa mendekatkan
mereka lagi akhirnya, Khumaira pun hanya mampu bercerita di dalam do’a,
Khumaira meruapakan sosok perempuan yang sangat sensitif dia gampang sekali
meneteskan air matanya, maka akhir-akhir itu pun sering sekali Khumaira
menangis, bahkan di tengah sujud panjangnya di sepertiga malam selain
mendo’akan kedua orang tuanya, memohon ampunan diapun berdo’a untuk Yusuf, Ia
memang menyukai Yusuf tapi Khumaira tidak ingin terlalu berharap, memang bagi
Khumaira Yusuf adalah sosok laki-laki yang baik, shalaeh dan juga berbakti
kepada kedua orang tuanya, selain itu dia pun berwibawa. Tapi Khumaira pun
menyerahkan semuanya kepada Allah, karena dia yakin bahwa Allah lebih
mengetahui apa yang terbaik untuk Hamba-Nya.
Tak hanya Khumaira Yusuf pun
melakukan hal yang sama, meskipun ia menyukai Khumaira tapi dia menyerahkan
semuanya pada Allah karena dia juga yakin bahwa Allah mempunyai sekenario yang
indah, yang tidak bisa ditebak oleh hamba-Nya, atau siapapun. Seiring
berjalannaya waktu Khumaira dana Yusuf pun tidak lagi merasakan kecanggunagn
satu sama lain, keduanya bisa berkomunikasi seperti biasanya seperti
teman-teman yang lainnya. Tak terasa empat tahun telah berlalu, ini artinya
Khumaira, Yusuf dan juga teman-temannya akan segera menyandang gelar sarjana.
Di hari yang bahagia tersebut rupanaya Yusuf telah merencanakan sesuatu Yusuf
mengenalakan Khumaira kepada keluarganya sebagai calon istrinya,
“Abi, Umi kenalin ini
Khumaira,,”
“dan Khumaira kenalin ini Abi
sama Umi aku” ujar Yusuf
‘Ini calon kamu nak?” tanya
Abi kepada Yusuf
“Insya Allah do’ain aja ya
Bi” jawab Yusuf sambil tersenyum
mendengar ucapan Yusuf
tersebut Khumaira benar-benar merasa senang,
Dari kejauhan rupanya
keluarga dari Khumaira pun telah sampai ke tempat acara, rupanya acara wisuda
ini menjadi acara pertemuan dua keluarga ini, Khumaira pun mengenalkan Yusuf
dan keluarganya terhadap Ayah dan Ibunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar