BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan
pokok pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar
susu, seperti sapi, kuda dan domba. Sapi dan domba mulai dijinakkan sejak 8000
SM untuk diambil daging, bulu dan susunya. Di Timur Tengah, susu bahkan
terfermentasi menjadi keju oleh para pengembara gurun di sana.
Diperkirakan susu mulai masuk ke dataran Eropa pada
abad 5000 SM melewati daerah Anatolia. Sementara, susu mulai masuk ke Inggris pada
periode Neolitik. Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai
dikenal oleh bangsa Eropa pada zaman Pertengahan.[rujukan?] Kemudian, pada abad
ke-15, para pelaut mulai membawa sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di
dataran Eropa untuk konsumsi susu.
Susu sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia
lewat penjajahan Hindia Belanda pada abad ke18. Nutrisi hewan mamalia
Sebagian besar hewan mamalia, termasuk manusia, susu diberikan oleh induk
melalui kelenjar susu induk. Beberapa kebudayaan meneruskan kebiasaan memberi
air susu kepada bayi nya hingga umurnya mencapai 7 tahun.
Gizi untuk manusia. Di beberapa bangsa, terutama bangsa Eropa, meminum susu
telah menjadi kebiasaan yang lumrah dilakukan setiap sarapan. Susu terus diproduksi
dengan cara mendirikan peternakan sapi perah. Pada zaman ini, susu tidak hanya
diminum, melainkan diubah bentuknya menjadi margarin, yogurt bahkan es krim.
Susu pun terus dikembangkan seiring dengan kemajuan zaman. Di Eropa, industri
susu sangat maju dalam hal teknologi dan kualitas susu itu sendiri.
Susu-susu yang diproduksi di Eropa, rata-rata
mengandung kandungan gizi yang tinggi. Ini sangat baik bagi kesehatan dan
pertumbuhan kita. Hal ini yang menyebabkan, tinggi rata-rata orang Eropa jauh
dari tinggi rata-rata orang Asia. Susu mengandung banyak sekali kalsium yang
dapat menguatkan tulang.
B.
Rumusan Masalah
1. Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan susu?
2. Proses kimia apa saja yang digunakan dalam
pembuatan susu? Jelaskan prosesnya!
3. Produk apa saja yang dihasilkan dalam
pengolahan susu tersebut?
4. Apakah ada perbedaan proses pengolahan
dari jenis-jenis produk susu tersebut?
5. Proses kimia apa saja yang membedakan
pengolahan hasil produk susu SGM tersebut?
6. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan rusaknya mutu susu?
7. Bagaimana kendali mutu yang dilakukan
untuk menjaga mutu produk susu secara kimia?
8. Metode apa
yang digunakan dalam analisis mutu kimia pada susu SGM, jelaskan!
9. Bahaya apa saja yang diakibatkan
menkonsumsi susu?
10. Upaya apa saja yang dilakukan pabrik susu SGM agar limbah pengolahan susu tidak mencemari lingkungan?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan susu
SGM.
2. Untuk mengetahui apa saja alat dan bahan
yang digunakan untuk pembuatan susu SGM.
3. Untuk mengetahui proses kimia yang
terjadi pada pembuatan susu SGM.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Perkembangan Susu
SGM (Susu
Gula Minyak) merupakan produk susu formula bayi yang diproduksi
oleh PT. Sari Husada Tbk, perusahaan pertama di Indonesia yang mengkhususkan
diri memproduksi susu bayi sejak tahun 1965.
Sejarah berdirinya PT. Sari Husada Tbk adalah berkat kerjasama Pemerintah tanah
air dengan UNICEF untuk mengatasi problematika gizi di Indonesia pada saat itu.
45 tahun sudah usia susu SGM di Indonesia, terbilang senior dibandingkan
produk-produk merk lain.
Setelah
sekian lama berkecimpung di bidang susu formula bayi, susu SGM
telah membuktikan diri mampu membantu anak-anak Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan gizinya sejak lahir, SGM telah mendukung tumbuh kembang anak-anak
Indonesia sehingga menjadi putra bangsa yang cerdas dan berkualitas. Namun,
daya tarik SGM terus mengalami penurunan bersamaan dengan bermunculannya
produk-produk susu bayi lain di tanah air. Padahal, harga susu SGM tergolong
paling murah, untuk ukuran 300 gr dipatok dengan harga Rp 20.000 -an sementara
ukuran yang paling besar berkisar Rp 50.000.
Selain itu,
kemasan susu yang paling kecil berukuran 150 gr dimana susu yang lain minimal
200 gr. Namun, kelemahan produk SGM terletak pada kemasan susu yang semua
ukuran diproduksi dengan kotak karton dan tidak menyediakan sendok takar pada
tiap kemasan. Sehingga, Anda harus menyediakan toples dan sendok takar sendiri
ketika menggunakan SGM. Dalam segi kandungan nutrisi, produk SGM mengandung
FOS, AHA dan DHA, mineral, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan air seperti
kebanyakan kandungan susu formula lain. Kelebihan kandungan SGM terletak pada
rasanya yang tidak terlalu “eneg” dan beraroma buat anak-anak.
Selain itu,
jenis produk susu SGM juga dibagi berdasarkan usia bayi, seperti SGM 1
diperuntukan bagi bayi usia 0-6 bulan, SGM 2 untuk bayi usia 6 bulan keatas,
SGM 3 untuk bayi usia 1 tahun ke atas, dan SGM 4 untuk bayi usia 4 tahun ke
atas.
B. Peresmian
Mini Pabrik Sari Husada
Sebagian
kita mungkin sudah mengenal produk susu pertumbuhan yang diberi nama SGM3 dan
SGM4. Tetapi pernahkah kita mengetahui proses pembuatan produk-produk
Susu pertumbuhan yang diperuntukan bagi anak ini? Untuk memberi pemahaman
kepada masyarakat bagaimana proses pengolahan susu SGM, PT. Sari Husada
yang lahir dan besar di Yogyakarta ini membuka sebuah wahana edukasi
industri pengolahan susu Sari Husada yang diberi nama Mini Pabrik atau
miniplant .
Mini pabrik
ini terletak di Gedung Kotak Lantai II Taman Pintar Yogyakarta. Di dalam
Wahana Mini pabrik berukuran 5,8 x 8,5 meter persegi ini pengunjung dapat
melihat secara langsung tahapan-tahapan proses pengolahan susu formula dari
tahap pemerahan susu hingga produk jadi dan siap didistribusikan. Mini pabrik
Sari Husada diresmikan Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto ini, menyediakan
alat peraga berupa replika sapi perah dan replica mini pabrik. Replika
sapi perah dimaksudkan membei pembelajaran bagi anak-anak tentang proses
pemerahan susu sapi sebagai bahan baku utama pembuatan susu formula. Sedangkan
replica mini pabrik bertujuan memberikan pembelajaran tentang proses produksi
pada industri pengolahan susu.
Dengan
mengambil diasi asli dari pabrik produksi PT. Sari Husada dalam mini pabri ini
pengunjung diajak melihat gambaran tentang PRESINUTRI SGM (Pusat Riset Inovasi
Nutrisi ) yang terdiri dari Miniatur Pusat Riset dan Pengembangan
dimana pengunjung melihat simulasi tahapan riset pembuatan susu pertumbuhan
dengan formulasi nutrisi tepat termasuk menambahkan rasa dan aroma. Selain itu
ada simulasi tahapan uji coba dimana produk akan dites oleh masyarakat
umum tentang cita rasa produk. Dilanjutkan dengan simulasi uji klinis untuk
mengetahui kualitas, kemanan dan ketepan nutrisi yang dibutuhkan.
Di dalam mini pabriini juga ada miniature laboratorium kimia, fisika,
mikrobiologi pathogen dan nonpatogen serta miniature pralatan canggih
lainnya.
Presiden
direktur PT. Sari Husada Budi Isman mengatakan sebagai perusahan nutrisi
yang senantiasa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak bangsa selama 55
tahun, Pt. Sari Husada ingin mengenalkan kecanggihan proses pengolahan susu
pertumbuhan kepada masyarakat.
Untuk itu PT.
Sari Husada bekerja sama dengn emkot Yogyakarta mengahdirkan wahana
pendidikan dan hiburan terbaru di Taman Pintar. Menurutnya wahana ini merupakan
satu-satunya wahana yang dibuat PT. Sari Husada di Yogyakarta dan tidak ada di
tempat lain di Indonesia.
Sementara
itu Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto menyampaikan rasa terima
kasihnya kepada PT. Sari Husada yang sejak awal pendirian Taman Pintar sudah
mendukung penuh Taman Pintar. Berkaitan dengan hadirnya mini pabrik di
Taman Pintar Walikota sekali lagi memberikan apresiasi yang tinggi kepada
PT. Sari Husada . Herry berharap dengan adanya wahana baru berupa mini
pabrik pengolahan susu formula ini masyarakat Yogyakarta dan
khususnya anak-anak mendapatkan pengetahuan baru serta gambaran mengenai
proses pengolahan susu yang berkualitas.” Apa yang didapat anak di sekolah
dalam berbagai mata pelajaran di sekolah seperti IPA, Kimia, dan Fisika
dapat diaplikasikan dalam wahana ini. Melalui wahana ini anak akan dapat
mempelajari secara aplikatif proses kimiawi yang disebut dengan sterilisasi
ataupun pasterurisasi,” ujar Herry.
C.
Alat dan bahan yang digunakan pada saat proses pembuatan susu
Alat :
1.
Vibro Fluidizer 16.
Air Heater
2.
Pasteorizera 17.
Spray Dryer
3.
Vegetable oil Tank 18.
Cyclone
4.
Raw Material 19.
Vibro fluidize
5.
High Speed Mixer 20.
Sifter
6.
Conpunding Tank 21.
Silo
7.
Filter 22.
Raw material
8.
Pasteorizera 23.
Blender
9.
Homogenizer 24.
Filling hoper dan packing
10.
Cooler 25.
X-ray, Barcode Scaner dan
11.
Cooler Chek
weigher
12.
Evaporator
13.
Consistator
14.
Duplex filter
15.
High pressure pump
Bahan:
1.
Gula
2.
Minyak nabati
3.
Susu
4.
FOS
5.
AHA
6.
Protein
7.
Mineral
8.
DHA
9.
Karbohidrat
10. Vitamin
11. Air
D. Proses kimia
yang terjadi pada saat pembuatan susu.
1. Proses kimia dalam pembuatan susu
diawali dengan alat Pasturizer yang berfungsi untuk mematikan bakteri berbahaya
yang ada dalam susu segar.
2. menyeragamkan globula – globula lemak agar
terlarut kembali kedalam material susu.
3. menghambat pertumbuhan bakteri, serta mencegah
pemanasan lebih lanjut yang bisa menyebabkan perusakan protein dan zat gizi
yang terdapat dalam susu bubuk.
E. Produk yang
dihasilkan dalam pengolahan susu.
1. SGM 1 Susu
Bubuk Bayi usia 0 – 6 bulan
2. SGM 2 Susu
Bubuk Bayi usia 6 – 36 bulan
3. SGM 3 Madu
4. SGM 3
Vanila
5. SGM 4
Cokelat
6. SGM LLM
F. Apakah ada perbedaan pada saat proses pengolahan dari
jenis produk – produk susu?
Jawab : untuk proses
pengolahan tidak ada perbedaan, akan tetapi yang mengalami perbedaan yaitu dari
segi kandungannya, dikarenakan kandungan susu tersebut ada 2 kemungkinan
berbeda, yaitu dari kandungan susu balita sampai kandungan susu anak – anak,
dewasa dan untuk ibu – ibu hamil.
G. Faktor – faktor yang menyebabkan merusaknya mutu susu.
a. faktor–faktor yang
mempengaruhi rusaknya mutu susu adalah:
1) Kesehatan sapi.
Kesehatan sapi sangat
berpengaruh terhadap kualitas susu yang dihasilkan, sapi yang sehat tentunya
akan menghasilkan susu dengan kualitas yang baik berbeda halnya dengan sapi
yang tidak sehat.
2) Keadaan kandang sapi
Kandang sapi yang
bersih akan berdampak terhadap susu yang dihasilkan, tetapi jika kandang sapi
tidak bersih dan tidak sehat maka jumlah bakteri dalam susu dapat naik dengan
cepat. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan yakni pencucian lantai kandang,
ventilasi, penerangan serta saluran pembuangan air.
3) Kesehatan pemerah atau
pekerja
Pekerja dan semua orang
yang berhubungan dengan pemerahan maupun pengolahan susu harus terjamin
kebersihannya. Hal ini penting agar kontaminasi silang antara pekerja dengan
susu tidak terjadi dan dapat menekan jumlah bakteri di dalam susu.
4) Pemeriksaan terhadap
penyakit menular
Pemeriksaan terhadap
panyakit menular pada sapi perah yang sangat berbahaya baik pada sapi itu
sendiri maupun bagi konsumen, yakni penyakit TBC dan Brucellosis, maka sebelum
pemerahan dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit menular tersebut.
5) Kebersihan sapi yang
diperah
Semua kotoran yang
mencemari susu mengakibatkan susu mudah rusak, maka sapi yang hendak diperah
harus bersih, untuk itu sapi perlu dibersihkan dari kotoran yang melekat pada
tubuhnya, mulai dari ekor, ambing hingga puting.
b. Kondisi udara di
sekitar ruang pengumpulan susu tergantung banyak faktor diantaranya adanya
debu, tetesan air dan pergerakan udara yang terbawa oleh gerak angin dari
ventilasi atau manusia yang bergerak. Tetesan air dari orang–orang yang
berbicara, batuk dan bersin dapat menjadi sumber kontaminan mikroba dalam
udara. Tanah pada sepatu dan pakaian pekerja dan dari benda–benda yang diangkut
ke dalam ruangan merupakan sumber mikroba yang dapat dipindahkan ke dalam
udara. Tanah yang terbawa ke dalam ruangan melalui pekerja banyak mengandung
mikroba.
H.
Kendali mutu yang dilakukan untuk menjaga mutu produk
susu secara kimia?
Jawab : Caranya yaitu melalui
pendekatan analisis mutu fisik, kimia dan organ oleptik dari bahan setengah jadi dan
bahan jadi susu bubuk merk Susu Gula Minyak (SGM) yang diproduksi pertama kalinya oleh PT Sari Husada Bahan
setengah jadi adalah compounded product yang merupakan campuran liquid MST (mixed storage tank) dan dried product yaitu base
powder ex dryer. Bahan jadi adalah blended
product yaitu finish powder ex blending atau bin filling. Jenis kriteria
mutu yang dianalisis, untuk kriteria mutu fisik
meliputi floaters/sinkers, bulk density (BD), curd atau white flecks dan cream
layer. Kriteria mutu kimia yang dianalisis adalah
nilai pH dan kadar lemak.
Kriteria mutu organoleptik yang dianalisis meliputi penampakan, warna, rasa
dan cita rasa. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis posisi rataan dan
keragamannya terhadap batas pengendalian
dan batas spesifikasi perusahaan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar
Codex. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis statistik deskriptif dan metode pengendalian mutu statistik. Alat analisis pengendalian
mutu statistik yang digunakan adalah bagan
kendali atau control chart.
Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa rata-rata dan
keragaman
mutu dari kriteria mutu fisik dan kimia bahan
setengah jadi dan bahan jadi SGM 3
Madu ada yang sudah terkendali dan ada yang masih
belum terkendali dengan baik.
I.
Metode apa yang digunakan dalam analisis
mutu kimia pada susu SGM.
Jawab : Produk
susu bubuk yang beredar di pasaran dapat mengalami kerusakan mutu, baik mutu
fisik, kimia, organoleptik, mikrobiologi maupun biokimia/gizi. Faktor utama
yang menyebabkan kerusakan tersebut adalah oksigen, cemaran metal, suhu
penyimpanan dan kadar air. Kerusakan mutu diantaranya berupa penyimpangan cita
rasa, penurunan daya larut dan nilai gizi. Kerusakan-kerusakan tersebut harus
dicegah dan dihindari agar produk tetap layak untuk dikonsumsi oleh pelanggan.
Analisis mutu bahan baku sampai dengan produk jadi harus dilakukan perusahaan
sebelum produk diedarkan di pasaran untuk menjamin keamanan produk bagi
konsumennya.
Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari sistem jaminan mutu pada susu bubuk yang baik
melalui pendekatan analisis mutu fisik, kimia dan organoleptik dari bahan
setengah jadi dan bahan jadi susu bubuk merk Susu Gula Minyak (SGM) yang
diproduksi pertama kalinya oleh PT Sari Husada. Susu bubuk merk SGM yang dipilih
untuk dianalisis mutunya adalah SGM 3 Madu. Susu bubuk ini baru akan
diluncurkan di awal tahun 2008 dengan desain kemasan yang baru dan formulasi
baru yang diperkaya dengan bahan prebiotik Fructo Oligo Saccharide dan
Galacto Oligo Saccharide (FOS dan GOS), vitamin C dan Docosa Hexaenoic
Acids dan Linoleic Acids (DHA dan LA).
Data
yang digunakan adalah data primer dan sekunder hasil analisis mutu yang
dilakukan di laboratorium QA dan QC selama bulan Juli 2007. Data ini merupakan
hasil analisis mutu pada setiap jenis kriteria mutu fisik, kimia dan
organoleptik bahan setengah jadi dan bahan jadi berupa data atribut dan
variabel. Bahan setengah jadi adalah compounded product yang merupakan
campuran liquid MST (mixed storage tank) dan dried product yaitu base
powder ex dryer. Bahan jadi adalah blended product yaitu finish
powder ex blending atau bin filling. Jenis kriteria mutu yang
dianalisis, untuk kriteria mutu fisik meliputi floaters/sinkers, bulk
density (BD), curd atau white flecks dan cream layer. Kriteria
mutu kimia yang dianalisis adalah nilai pH dan kadar lemak. Kriteria mutu
organoleptik yang dianalisis meliputi penampakan, warna, rasa dan cita rasa.
Data yang telah
diperoleh kemudian dianalisis posisi rataan dan keragaman-nya terhadap batas
pengendalian dan batas spesifikasi perusahaan yang disusun berdasarkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan standar Codex. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis statistik deskriptif dan metode
pengendalian mutu statistik. Alat analisis pengendalian mutu statistik yang
digunakan adalah bagan kendali atau control chart.
Berdasarkan
hasil analisis data didapatkan bahwa rata-rata dan keragaman mutu dari kriteria
mutu fisik dan kimia bahan setengah jadi dan bahan jadi SGM 3 Madu ada yang sudah
terkendali dan ada yang masih belum terkendali dengan baik. Meskipun demikian,
semua kriteria mutu fisik dan kimia yang telah dianalisis masih berada dalam
batas spesifikasi perusahaan. Kriteria mutu organoleptik bahan baku dan bahan
jadi SGM 3 Madu tidak ada yang cacat atau menyimpang serta sudah sesuai
spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan.
J.
Bahaya apa saja yang diakibatkan menkonsumsi susu?
Jawab : Gangguan akibat ketidakcocokan
susu formula bisa timbul karena reaksi cepat atau timbulnya gejala kurang dari
8 jam. Pada reaksi lambat atau gejala baru timbul setelah lebih dari 8 jam,
atau kadang setelah minum susu 5 atau 7 hari baru timbul keluhan. Tanda dan
gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi susu hampir sama dengan alergi
makanan.
Gangguan tersebut dapat mengganggu semua
organ tubuh terutama pencernaan, kulit, saluran napas dan organ lainnya.
Manifestasi klinis yang sering diperberat
dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula
a. Saluran cerna : Pada bayi : sering muntah/gumoh, kembung,"cegukan",
sering buang angin, sering "ngeden atau mulet", sering
rewel,gelisah atau kolik terutama malam hari) dan sering minta minum. Sering
buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari. Kotoran berbau
tajam, warna hijau atau berak darah. Lidah/mulut sering timbul putih, Karena
sering ngeden beresiko terjadi Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis dan
inguinalis.
Pada anak lebih besar : mulut berbau, sulit buang air besar, BAB tidak tiap hari, kotoran
bulat-bulat seperti kotoran kambing, berbau tajam, warna hijau tua atau hitam,
nyeri perut.
b. Kulit sensitif, sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga
dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam
seperti tergigit nyamuk. Kotoran telinga berlebihan. Kulit Kepala Berkerak.
Pembesaran kelenjar di belakang kepala atau leher. Sering berkeringat
(berlebihan), kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba
sumer/hangat.
c. Saluran napas : Pada bayi : Napas grok-grok, kadang
disertai batuk ringan, terutama malam dan pagi hari. Sering bersin, pilek,
kotoran hidung banyak, Bila tidur kepala sering miring ke salah satu sisi
karena hidung buntu sebelah. Minum ASI sering tersedak atau minum dominan hanya
satu sisi bagian payudara. Mata sering berair atau sering timbul kotoran
mata (belekan) salah satu sisi/kedua sisi.
Pada anak besar : sering batuk, batuk lama (>2 minggu), pilek,
(terutama malam dan pagi hari siang hari hilang) sinusitis, bersin, sesak,
astma dan suara serak.
Reaksi simpang makanan seperti
ketidakcocokan susu formula terutama mengganggu sistem saluran cerna. Gangguan
saluran cerna tersebut kadang mengakibatkan gangguan permeabilitas pada saluran
cerna atau leaky gut. Banyak penelitian terakhir mengungkapkan bahwa gangguan
saluran cerna kronis dengan berbagai mekanisme imunopatofisiologis dan
imunopatobiologis ternyata dapat mengakibatkan gangguan neurofungsional otak.
Gangguan fungsi otak tersebut mempengaruhi gangguan perilaku seperti gangguan
konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, keterlambatan bicara, gangguan
konsentrasi hingga memperberat gejala ADHD dan Autis.
Gangguan perilaku dan motorik (gangguan neuroanatomis
dan neurofisiologis) yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi
atau reaksi simpang susu formula
a. Gangguan neuroanatomis : mudah kaget bila ada suara yang mengganggu.
Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar, sakit kepala, migrain
b. Gerakan motorik berlebihan atau
hiperkinetik :
usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki
bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau
sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan
kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur
("smackdown"}, sering memanjat. Perilaku "tomboy" pada anak
perempuan
c. Gangguan tidur (biasanya malam hari) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur
posisi "nungging", berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur, sulit
tidur. Pada anak lebih besar, malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk,
"beradu gigi"
d. Agresif dan emosi meningkat : sering memukul kepala sendiri,orang atau
benda di sekitarnya. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt
"gemes"). Mudah marah, keras kepala sering berteriak.
e. Gangguan konsentrasi dan gangguan
belajar : Cepat bosan
terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau main
game), tidak bisa belajar lama, terburu-buru, tidak mau antri, tidak teliti,
sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun
drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit
menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan mengganggu
teman saat pelajaran, biasanya tampak cerdas dan pintar.
f. Gangguan koordinasi dan keseimbangan
motorik kasar :
Bolak-balik, duduk, merangkak terlambat atau tidak sesuai usia.
Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak, jalan jinjit, duduk
leter W/kaki ke belakang. Gangguan mengunyah atau menelan, tidak mau makan
berserat seperti sayur atau daging atau terlambat kemampuan makan nasi tim
(normal usia 9 bulan) atau nasi (normal usia 1 tahun)
g. Keterlambatan bicara: Perbendaharaan kata kurang dari 5 kata pada umur 15
bulan, kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa.
Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan
intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik.
h. Memperberat gejala dan perilaku ADHD (hiperaktif)
dan AUTIS (hiperaktif,
keterlambatan bicara, gangguan sosialisasi).
K.
Upaya yang dilakukan pabrik susu agar limbah
pengolahan tidak mencemari lingkungan.
Jawab:
a. Proses pengolahan limbah cair industri
susu dilakukan dengan tahap:1.Limbah yang
diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)PT.SariHusada berasal dari Proses produksi susu, sisa cucian peralatan memasak, laundry pakaian
para pegawai, dapur/kantin dan toilet.
b. Limbah yang dihasilkan sebasar 400 m3/hari
dengan kapasitas IPAL 500 m3/hari.
c. Limbah dialirkan
melalui unit cooling agar suhu limbah dapat turun dan sesuaiuntuk proses pengolahan. Vilume unit ini adalah 5 m3.
d. Selanjutnya proses
equalisasi atau penyeragaman (homogenisasi),yaituproses pendahuluan yang akan membantu
menstabilkan limbah agar tidak menganggut terhadap proses
anaerob. Pada proses ini dilakukan penambahan basa NaOH 40% untuk mengatur pH.
Setelah melalui bak equalisasi, limbah mengalir ke Unit DAF (Disolved Air
Flotation) yaitu proses pengapungan untuk meningkatkan laju pemindahan partikel
tersuspensi yang masih ada.
e. Setelah mengalalami
proses pengapungan, air limbah di alirkan ke bak koagulasidengan
penambahan bahan koagulan Al untuk memisahkan beningan dan flok-flok.lalu out flow dari proses ini masuk ke bak aerob.
f. Flok-flok yang
dihasilkan selanjutnya diolah menggunakan Continous Steer Tank Reactor.
g. Sebelum
masuk bak aerasi, sludge masuk ke unit sludgr holding untuk menangkap bakteri.
h. Pengolahan
aerob menggunakan proses aerasi lumpur aktif dengan jumlah bak sebanyak 3 buah
dan volume masing-masing sebesar 200 m3. Proses aerasi
bertujuan untuk menurunkan bahan-bahan organik lainnya dengan
cara memasukan oksigen terus menerus.
i.
Proses anarob, yaitu proses yang bertujuan untuk
menurunkan bahan-bahan organik terlarut dan senyawa organik lainnya dengan
bantuan bakteri anaerob. Selanjutnya limbah hasil proses anaerob ini di alirkan
ke bioreactor agar menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai daya
penerangan dimalam hari.
j.
Limbah yang telah ditambahkan koagulan Al selanjutnya
dialirkan ke bak sedimentasi yang bervolume 150 m3.
k. Bak ini digunakan
untuk mengendapkanlumpur hasil pengolahan aerob.11.Air beningan yang berasal dari
bak sedimentasi selanjutnya dialirkan ke kolamcontrol
sebelum dibuang ke badan sungai Gajah Wong.
l.
Sedangkan sludge hasil pengendapan dimasukan kedalam
filter press untuk mengurangi kadar air yang terdapat didalamnya. Sludge yang
telah terpisah dengan air selanjutnya dimanfaatkan sebagai kompos. Karena
kandungan nitrogen (N) masih tinggi, maka ditambahkan seluslosa dari daun-daun
dan katalisator. Kompos yang dihasilkan tidak semuanya aerobic dan aerobic. Pembuatan kompos ini memerlukan waktu satu bulan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa susu merupakan bahan pangan yang mengandung gizi yang tinggi,
serta susu ini sangat baik bagi kesehatan dan pertumbuhan kita, Susu
mengandung banyak sekali kalsium yang dapat menguatkan tulang. SGM merupakan
produk susu formula bayi yang diproduksi oleh PT. Sari Husada Tbk, perusahaan
pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri memproduksi susu bayi sejak tahun
1965.
Banyak sekali alat yang digunakan untuk memproduksi
berbagai jenis produk susu SGM, adapun bahan-bahanyang digunakan meliputi gula,
minyak nabati, FOS, AHA, DHA dan yang lainnya. Untuk mengolah semua bahan yang
digunakan tersebut tentu ada proses kimia yang terjadi, proses kimia yang
terjadi di awali dengan alat Pasturizer yang
berfungsi untuk mematikan bakteri berbahaya yang ada dalam susu segar, kemudian
dilanjutkan dengan menyeragamkan globula
– globula lemak agar terlarut kembali kedalam material susu, dan yang terakhir
untuk menghambat pertumbuhan bakteri, serta mencegah pemanasan lebih lanjut
yang bisa menyebabkan perusakan protein dan zat gizi yang terdapat dalam susu
bubuk. Produk yang dihasilkan oleh susu SGM meliputi
SGM 1 Susu
Bubuk Bayi usia 0 – 6 bulan, SGM 2 Susu Bubuk Bayi usia 6 – 36 bulan, SGM 3
Madu, SGM 3 Vanila, SGM 4 Cokelat, SGM LLM. Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi rusaknya mutu susu meliputi Kesehatan sapi, keadaan kandang sapi, kesehatan
pemerah atau pekerja, pemeriksaan terhadap
penyakit menular, kebersihan sapi yang diperah.
Kendali mutu yang dilakukan oleh pabril susu SGM untuk menjaga mutu produk susu
secara kimia, dengan cara melalui pendekatan analisis mutu fisik, kimia dan
organ oleptik dari bahan setengah jadi dan bahan jadi
susu bubuk. Mengkonsumsi susu secara berlebihan atau tidak sesuai dengan dosis
akan menimbulkan berbagai bahaya diantaranya dapat mengganggu semua organ tubuh terutama pencernaan, kulit, saluran napas dan
organ lainnya. Dalam memproduksi berbagai macam produk dari susu SGM tentunya
akan menghasilkan limbah dari pabrik, adapun upaya yang dilakukan untuk
mengolah limbah buangan dari pabrik tersebut adalah limbah yang diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah PT.Sari husada.
Limbah yang dihasilkan sebasar 400 m3/hari dengan kapasitas IPAL 500
m3/hari. Limbah dialirkan melalui
unit cooling agar suhu limbah dapat turun dan sesuaiuntuk proses
pengolahan. Vilume unit ini adalah 5 m3. Selanjutnya proses equalisasi atau penyeragaman (homogenisasi) yaitu proses pendahuluan yang akan membantu menstabilkan limbah agar tidak
menganggut terhadap proses anaerob.
DAFTAR PUSTAKA
Newmark.2006.Eksperimen
Kimia.Jakarta : Platinum
Muhamad.2008.Susu
SGM.www.blogspot.com/2004/09/12.
Maulana.1999.Seputar
SGM.www.blogamulya.com/1998/10/11